Lukas 14:15-24
Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." Tetapi Yesus berkata: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."
Bagi Anda yg sering bertanya-tanya seperti apakah kira-kira Tuhan itu, mungkin kisah di atas bisa memberi sedikit pencerahan, penerangan, dan mungkin sedikit sengatan panas!
Yesus menjelaskan sekaligus menyindir orang Yahudi kala itu karena begitu terbiasanya dengan ritual dan simbolisme ketuhanan sehingga tidak mampu melihat dan menyadari bahwa pemenuhan janji Allah dan pernyataan kasih-Nya yang terbesar sedang berdiri di hadapan mereka.
Keunikan Pribadi Yesus adalah bahwa Ia tak pernah menceritakan apapun mengenai Tuhan - yang dipanggil-Nya "Bapa" - dengan versi dan interpretasinya sendiri (Yohanes 5:19 ; 12:49-50). Dan satu hal yg mengejutkan Saya setelah merenungkan kembali kisah tadi adalah betapa emosionalnya Allah yg digambarkan Yesus.
Ternyata ada tindakan tertentu dari sekelompok orang yang sedemikian hebatnya hingga Tuhan semesta alam bisa dibuat kesal & marah besar karenanya. Bagaimana tidak, bayangkan jika Anda mengadakan pesta besar seperti ulang tahun atau bahkan pernikahan, mungkinkah Anda secara naluriah pertama-pertama mengundang mereka yang sepenuhnya asing bagi Anda? Sebaliknya bukan? Anda akan cenderung mengundang kerabat dan sahabat terdekat, mereka yang dekat di hati dan mendapat perhatian pertama dan utama Anda. Dan cerita ini mengisahkan bahwa mereka semua menolak undangan tersebut.
Seiring berjalannya cerita tadi mari kita memposisikan tamu-tamu yang berkelit tadi pertama-tama sebagai orang-orang Yahudi yang menurut perjanjian lama merupakan "kekasih" Allah yg dikhususkan-Nya untuk diselamatkan dan masuk dalam hubungan terakrab melebihi yang bisa dibayangkan siapapun. Dan kedua, mari membandingkan seluruh cerita ini dengan diri kita masing2.
Setelah para VVIP tadi menolak datang, sang tuan rumah menjadi begitu marah hingga ia menyuruh para bawahannya mengundang mereka yg sama sekali asing, dan kita menemukan bahwa mereka justru datang memenuhi undangan. Sampai di sini setidaknya kita dapat memetik pelajaran penting ini..
Tuhan dihormati karena memang dia layak dipuji.. namun Ia tidak menyukai basa basi.. sekali menolak undangan apapun alasannya dan bagaimanapun penyampaiannya, Ia yang melihat hati akan tetap memandangnya sebagai penolakan, karena memang demikianlah adanya.. Ia tidak diutamakan oleh mereka yg justru terpilih pada mulanya.
Dan Tuhan tidak berhenti sampai di situ. Ia mengambil langkah yang demikian ekstrem, tidak lagi Ia bermanis kata, namun sebaliknya meminta para bawahannya untuk memaksa siapapun yg mereka jumpai di persimpangan jalan untuk hadir dalam pesta. Pernah dengar seseorang yg mengundang pesta dengan menodongkan senjata?
Persimpangan jalan dari jaman ke jaman dipenuhi orang-orang yang sibuk dengan urusan mereka masing-masing, mulai dari para pedagang, aparat publik (pengatur jalan / tentara), hingga mereka yang berprofesi tak terpuji, mungkin PSK atau tukang copet! Dan mereka ini dipaksa di luar keinginan mereka untuk mengadiri pesta. St. Paulus, St. Agustinus, Kaisar Konstantinus, John Newton (pedagang budak yg akhirnya bertobat dan menulis lagu "Amazing Grace"), sejumlah besar penjahat, pecandu narkoba, ateis, dan masih banyak lagi adalah "orang asing" yang menaruh Tuhan di tempat terakhir dan terendah dalam hidup mereka (itupun jika mereka ingat untuk menaruh-Nya di suatu tempat sama sekali).
Tidakkah fakta bahwa di akhir hidup mereka justru memuliakan Tuhan menjadi tanda bahwa Tuhan telah "memaksa masuk" mereka yg pada awalnya tidak tergolong para "kerabat dan kekasih" bagi-Nya?
Tak cukup sampai di situ, Ia menetapkan target yang jelas dan mengenaskan dalam "pengisian ruangan" rumah-Nya, yaitu supaya mereka yang telah menolak undangan-Nya TIDAK akan mungkin masuk lagi. He takes rejection very very personal!
Kita hidup dalam dunia yang layak tergambar dalam film layar lebar "The Matrix", nampak sangat nyata namun sesungguhnya semu. Segala macam ilusi dan informasi palsu dapat beredar di sini namun tidak di alam yg sebenarnya, kekekalan. Di sini kita diajarkan lewat lagu, buku, acara, dll bahwa Tuhan adalah salah satu aspek hidup yg dpt kita pilih, termasuk dpt kita abaikan sejenak atau bahkan sepenuhnya. Namun pada akhirnya seberapa keras dan tidak nyamannya blog ini terdengar, hanya akan ada dua tempat atau sejatinya keadaan, di dalam atau di luar "rumah Tuhan", bahagia atau derita, kehidupan dan kebinasaan, dan pilihan bukan hanya diperhadapkan utk mrk yg baru saja mendengar tentang hal ini atau membaca blog ini, bahkan Yesus ajukan bagi Anda yg telah sekian tahun mengaku percaya dan mengikuti Dia.
Saya tidak menyarankan kita serta merta menjadi org yg amat religius, mengganti secara radikal cara berpakaian, pemilihan kosakata, koleksi lagu di mp3 player Anda, atau apapun yg menjadi "kulit luar" atau atribut kita. We have already too much hipocrits that have ruined our world. Mari mulai dari kedalaman nurani dan mulai mempertanyakan apakah kita memiliki kepolosan seorang anak kecil yg tanggap akan hal2 yg sejati dan mengabaikan semua basa basi, apakah kita jujur dan rendah hati mempersilakan Tuhan memakai marka jalan, lagu trash metal, our irritating boss and coworkers, surat tilang, baret di pintu mobil baru, nada sumbang para haters, dll utk menyapa manis nurani kita agar selangkah lebih dekat ke tempat pesta abadi?
Salam dari marka jalan,
Hungry party-goer
FKZ