"We're all in a journey in paths where love showers us, salvation & hope appear out of nowhere, if we only stop a while and take a closer look .."

Sunday, April 21, 2013

Greatest Women



Sore itu saya mengajukan ijin pulang lebih cepat berhubung diminta kehadirannya sebagai suami teladan, mengantar istri tersayang check-up kondisi kandungannya, mempersiapkan kehadiran anak kami yg kedua. 

Teringat sepanjang perjalanan tentang sesuatu yg agak jauh kaitannya dgn apa yg akan kami jalani malam itu. Saya membayangkan tentang suasana restoran. Seperti apakah rumah makan terbaik menurut Anda? 

Mungkin pelayanannya yg membuat Anda seperti raja/ratu, sampai-sampai Anda merasa minder sendiri karena daya tarik yg "berkelas" dari interior setting, tata cara penyajian, nilai artistik kulinernya, semuanya memukau. 

Mungkin suasananya yg romantis atau tenang, pencahayaannya yg teduh dan lembut, menenangkan pikiran dan cocok utk berduaan dgn pasangan tercinta, atau sekedar melepas lelah dan berdiskusi dgn rekan2 / sobat akrab, mulai dari hal2 ringan "ga penting" sampai perencanaan keuangan dan usaha. 

Dan lagi2, mungkin daya tarik masakannya. Dari mengecap tiap komponen tekstur dan rasa, terbayang seberapa besar sumber daya yg dikerahkan utk menghasilkannya, waktu, uang, keahlian juru masak, kesabaran, ketepatan komposisi dan penempatan waktu utk tiap fase pengolahan. 

Lewat beberapa kunjungan ke berbagai restoran, saya menangkap kebijaksanaan ini: "biaya yg Anda bayarkan digunakan untuk menggantikan kenyamanan yg Anda peroleh". Dengan membayar sejumlah besar uang, Anda dapat merasakan nikmatnya hidangan kesukaan sekaligus "membayar" ketidakharusan Anda utk membiakkan atau mencari masing2 bahan makanan itu sendiri. 

Anda juga "membeli ketidakharusan" Anda merapikan perabotan, kursi, sofa, dan semua hal di sekitar Anda yg membuat Anda serasa di rumah, atau bahkan serasa di istana! Anda bahkan "membayar" agar Anda dapat duduk santai sementara mereka yg mencari sesuap nasi memutarkan musik kesukaan Anda dari ruang operator yg tersembunyi dari pandangan. Dan tentunya ruangan itu tdk senyaman meja Anda. 

Perenungan saya kembali ke wanita2 terhebat dlm hidup saya, ibunda & istri tercinta. Saya mencoba meresapi kembali apa yg telah saya ikrarkan 5 thn sebelumnya di hadapan Tuhan, keluarga & wanita yg dgn nya saya begitu ingin memberikan seluruh hidup saya. 

Secara mengejutkan alih2 yg terbayang adalah ikrar yg diucapkan istri saya & hati saya diliputi sukacita surgawi krn sekian tahun telah lewat & ia telah menepati tiap janji tsb.. berapapun harganya. Terbayang juga hal yg sama tentang bagaimana mama menyayangi keluarga kami melewati batas2 yg masuk akal. Ya, "masuk akal", mungkin itu kata yg paling tepat mewakili seluruh kisah yg terlalu banyak utk saya ungkap di sini. 

Puncak perenungan saya memunculkan rasa sesal & malu pd diri sendiri, manakala misalnya - sbg contoh dari msh banyak lagi tindakan "buruk" saya lainnya - saya (pernah) memandang negatif saat istri mengolah masakan dgn cara, hasil, dan citarasa berbeda dgn hidangan kesukaan saya. 
Tanpa saya sadari bhw ia sdg menepati ikrar nya d dpn altar utk menjadi restoran bagi saya .. Seumur hidupnya. 

Mungkin istri maupun mama saya telah berjuang seumur hidup utk menjadi restoran, sahabat, bahkan tempat hiburan yg terbaik bagi keluarga & pasangan mrk, tanpa kami perlu membayar apapun lagi. 

Pria2nya Tuhan.. Apakah kita selama ini kpd pasangan, bukan hanya tdk membayar harga yg sepantasnya (respect), namun malah merenggut sukacita & keceriaan hidup mereka? Menghancurkan impian indah yg mrk miliki saat hendak membangun bahtera rumah tangga dimana dgn kehendak bebas & saat itu dgn hak utk membatalkan, namun tetap memantapkan hati dgn memilih .. kita? 

Bagi para suami & kepala keluarga, doa tulus saya utk kita semua adl agar Tuhan, Sang Cinta itu, memberikan kita, terutama pria2nya Tuhan hati yg tahu bersyukur & bila tdk membalas, setidaknya punya kerinduan mendalam utk mengimbangi dedikasi (bahkan dlm bhs inggris bisa diujarkan sebagai "devosi") dari pasangan & ibunda kita, setidak sempurna apapun mereka. Hormati, tunjukkan & sampaikan bahwa jerih payah mereka adalah hal terindah dlm hidup Anda. 

Suatu saat kita akn berpisah. Sama spt kita datang, kita akn tinggalkan dunia fana ini sendiri2. Tidak semua kita akn jadi kaya raya, tidak semua kita akn jd terkenal, dan tdk semua kita akn memperoleh yg kita inginkan, namun sebagian jawaban doa telah kita peroleh saat kita dikaruniai hati yg mampu menemukan & bersyukur akn cinta Tuhan melalui orang tua, keluarga & pasangan kita. 
Semoga keluarga kita terus menerus dipulihkan & diindahkan Tuhan. 

(*)(*)(*)(*)(*) 
Kudedikasikan utk mama tercinta 
Djauw Lie Lan (1951-2012) 
Kiranya sempurna cinta Tuhan melingkupimu selamanya, hingga saat kita bertemu kembali. 


Seorang anak kesayangan, 
Felix Zhao

No comments: