"We're all in a journey in paths where love showers us, salvation & hope appear out of nowhere, if we only stop a while and take a closer look .."

Saturday, August 9, 2014

Hemat vs Pelit

Mohon maaf kalau blog ini agak "to the point", tapi mungkin ada baiknya sebagai sarana otokritik dan evaluasi diri demi menjadi pribadi yg lebih baik & mulia :).. Enjoy the  reading :)

Kata org beda antara hemat & pelit itu tipis, apa betul?

Yuk kita disimak & silakan menyimpulkan / merenungkan..

Hemat :
Orang hemat mengatur harta seefisien mungkin dgn attitude seorang manager / pengelola / pengurus meski ia sebenarnya mgkn seorang owner / pemilik.  Sibuk seperti pembantu dan cerewet seperti mandor :)
     Sibuk tapi bukan workoholic, cerewet tapi karena terlalu peduli & empati, karena ia memiliki goal tertentu yg diyakini menjadi alasan & tujuan mengapa meski setitik nama & sekejab usia ia boleh ada di dunia.  Mimpi besar dimana utk mencapainya memang perlu biaya.  Hidup si hemat berpusatkan Tuhan. Wujudnya?  Cinta keluarga dan sesama.  Ia yakin akan cinta Tuhan sehingga ia melakukan apa yg baik & benar meski tanpa dukungan, ia terus maju dengan senyum ramah dan ketegasan santun, tak merasa perlu buru2 menuntut, memanipulasi, apalagi mengintimidasi.
     Ia suka menolong & menderma, tenggang rasa nya tinggi di atas rata2 karena ingat dia sendiri pernah hidup susah, tak ingin mimpi buruk itu kembali menimpa org lain.
      Si Hemat biasanya KURANG tidur, sibuk dgn project2 yg kebanyakan melibatkan & menghidupi org banyak.

Pelit :
Bagi manusia pelit semua adalah busness deal, tdk perduli keluarga, sesama, dan Tuhan. Usai memberi, sedekah / persembahan dgn dijatah ia tak mau d usik lagi, malahan ia hrs dpt imbal balik. 
    Jika ia ditanya visi & panggilan hidup? Jawabnya politis di awang2 dan berputar2, tapi berbicara "keuntungan", pikirannya sangat "lugas", hitung2an pun jelas.  Sibuk atau enggan, menghilang atau menebar pesona, semua berpusat & berhenti sampai laba.
     Menahan pengeluaran & mencari kesempatan tanpa empati kecuali pada diri.  Nurani si pelit terkubur trauma karena pernah hidup susah. Ketakutan, tak ingin mimpi buruk itu menimpanya kembali.
     Biasanya ia TIDAK bisa tidur, insomnia, takut gagal, investasi hangus, harta habis.  Harta terus dikejarnya meski telah segunung ia punya, namun bahagia yg nampak di wajah dan tutur kaum papa malah tak kunjung diraihnya.

Amsal 11:24-25
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.

Matius 6:20-21,33
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada... Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Ada org yg bilang bahwa waktu terlalu berharga utk buang2 waktu memikirkan makna, panggilan, nilai2 & tujuan hidup, banyak kebutuhan & peluang yg mendesak utk dihadapi & dipenuhi. Namun ternyata renungan ini menunjukkan sebaliknya.  Cara pandang & cara menyikapi harta ternyata akan menentukan siapa kita & ke mana tujuan akhir kita.
"Hanya" cara pandang, sedemikian dahsyat bukan? :)

Yuk, hari ini kita sama2 evaluasi mulai dari diri.

God bless :)
FZ